Friday, March 16, 2012

      Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas.
        Teh hijau, jenis teh tertua, amat disukai terutama oleh masyarakat Jepang dan Cina. Di sini daun teh mengalami sedikit proses pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Sedangkan teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.  Subklas polifenol meliputi flavonol, flavon, flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epi-cathecin (EC), epigallo-cathecin (EGC), epigallo-cathecin gallate (EGCg), dan quercetin umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan anti oksidan kuat dengan kekuatan hingga 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C yang juga merupakan antioksidan potensial. Antioksidan diketahui mampu menghindarkan sel dari kerusakan mengingat setiap kerusakan sel akan menyumbang lebih dari 50 penyakit.
      Teh hijau mengandung EGCg, demikian juga teh hitam, demikian dikatakan seorang ahli biokimia. Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti Belanda menyebutkan, mengkonsumsi 4-5 cangkir teh hitam setiap hari akan menurunkan resiko stroke hingga 70% dibanding dengan mereka yang mengkonsumsi teh 2 cangkir sehari atau kurang. Laporan lainnya menyebutkan lebih banyak mengkonsumsi teh hitam berhubungan dengan rendahnya kasus serangan jantung. John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri Trombosis, Universitas Wisconsin, AS menemukan kunci khasiat dalam teh yaitu flavonoid. Hasil penelitiannya menunjukkan, flavonoid dalam teh hitam mampu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. Studi lain menyebutkan bahwa peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah, meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh.
    Para peneliti di Universitas Case Western Reserve, Cleveland, AS menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90 %. Ternyata teh sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Teh juga diketahui mengandung fluoride yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Dalam suatu studi laboratorium di Jepang, para ahli menemukan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.
    Penelitian di Jepang menunjukkan, daerah penghasil teh yang pendudukanya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Hasil studi lainnya, dilakukan kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker). Dilaporkan, angka rata-rata kanker pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak memperoleh ekstrak teh hijau.
     Para peneliti yakin bahwa polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker. Studi lainnya dilakukan oleh Oguni dan Dr. Masami Yamada dari Hamamatsu Medical Center menemukan cathecin membunuh Helicobator pylori, bakteri pemicu kanker lambung.
 

Monday, March 5, 2012

Kanker adalah suatu istilah penyakit yang disebabkan adanya pembelahan sel yang abnormal secara tidak terkontrol yang dapat menyebar ke jaringan sekitarnya. Sebuah sel normal dapat menjadi sel Kanker apabila terjadi ketidakseimbangan antara fungsi onkogen dengan gen tumor suppresor dalam proses perkembangan suatu sel.
Kanker lebih sering diobati dan ditangani secara medis oleh pengobatan-pengobatan modern yang notabene memiliki risiko besar. Pernahkah Anda dengar bahwa terapi secara “tradisional” pun ternyata mampu memberi kesembuhan dan lebih-lebih minim risiko?
Disamping karena masih belum tersedianya obat-obatan untuk kanker secara pasti, banyak orang menemukan alternatif lain pengobatan kanker yang ternyata menyamai keampuhan efek pengobatan medis.
Terapi Akupunktur
Salah satu teknik pengobatan alternatif tersebut adalah akupuntur/akupunktur. Teknik memasukkan jarum ke dalam tubuh ini berasal dari Cina, dan menurut ajaran ilmu akupunktur, teknik ini akan memulihkan kesehatan dan kebugaran, khususnya sangat baik untuk mengobati rasa sakit.

Teori pengobatan akupunktur tradisional Cina didasarkan pada teori aliran qi (energi) dan darah yang mengalir melalui jalur-jalur atau meridian tertentu di dalam tubuh. Meridian-meridian tersebut telah dipetakan oleh orang Cina sejak ribuan tahun yang lalu melalui hasil observasi, meditasi, latihan qi gong dan berbagai pengamatan lainnya. Menurut teori pengobatan tradisional Cina, terapi akupunktur dapat memperlancar aliran qi yang sehat ke daerah yang kekurangan energi positif, dan membuang qi negatif dari daerah yang kelebihan. Dengan cara ini, akupunktur dapat mengatur dan mengembalikan keseimbangan qi yang harmonis di dalam tubuh.
Banyak penderita Kanker yang beralih ke metode akupunktur setelah menemukan harapan tipis akan kesembuhan mereka yang awalnya berobat secara medis.
Akupunktur bisa dijadikan sebagai terapi penunjang yang ditujukan untuk meningkatkan daya imun tubuh, mencegah dan mengurangi efek samping terapi Kanker, serta menanggulangi atau meringankan keluhan yang timbul akibat Kanker.
Teknik pengobatan yang bisa diterapkan pada semua jenis Kanker ini juga tidak memiliki efek samping negatif jika dilakukan dengan cara yang tepat, dengan indikator keberhasilan tergantung pada kondisi pasien itu sendiri.
Menjaga Kondisi Penderita Kanker
Terdapat beberapa hal yang dapat berkontribusi dalam penyembuhan Kanker dan diharapkan meningkatkan kualitas hidup penderita. Hal-hal tersebut adalah:
1. Milikilah komitmen total untuk memerangi penyakit Kanker;
2. Mencari petunjuk/saran dari medical practitioner yang dapat dipercaya;
3. Konsumsi herbal antikanker, seperti Sarang Semut, Buah Merah, Keladitikus, dan Mengkudu;
4. Menjalani pola makan yang benar; dan
5. Melakoni hidup bebas stres.
Penerapan akupunktur untuk nyeri Kanker biasanya dengan terlebih dahulu mencari sumber rasa nyerinya. Untuk penggunaan nyeri sebaiknya akupunktur dilakukan sebagai penunjang pengobatan yang dilakukan secara medis. Sehingga bisa menghindari pemakaian morfin sebagai penghilang rasa nyeri untuk sementara waktu. Pemanfaatan titik general merupakan hal yang utama. Misalnya titik lambung, limpa, hati, usus besar, dan jantung.
Akupunktur dalam beberapa teknik akan sangat menguntungkan para penderita Kanker. Terutama untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Sehingga meski mengidap Kanker, penderita masih bisa melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dan ini berarti meningkatkan rasa bahagia dan harapan hidup mereka. (Fns/dari berbagai sumber)

:::: TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI ::::